Harga Minyak |
Jakarta, Meski harga minyak mentah mulai memperlihatkan tren meningkat, Energi Watch Indonesia (EWI) memproyeksikan harga minyak dunia tidak akan melampaui angka US$ 55 per barel hingga akhir tahun 2016 ini.
Menurut Direktur Eksekutif EWI, Ferdinand Hutahean, tertahannya harga
minyak dunia di batas maksimal US$ 55 per barel itu karena adanya
sentimen global yang mempengaruhi harga minyak. Harga juga akan
terpengaruh oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi yang di rilis Bank Dunia
yang menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi global akan turun dari
ekspektasi sebelumnya, dari 2,9 persen menjadi 2,4 persen.
“Proyeksi itu menjadi cerminan bahwa tingkat konsumsi minyak dunia juga
akan mengalami penurunan,” ujar Ferdinand, Jum'at (10/6).
Dia juga memperkirakan, dalam beberapa hari ke depan, harga minyak
mentah akan sedikit turun lagi. “Mungkin jatuh lagi di 50 atau 49, tapi
maksimalnya tahun ini kita prediksi tidak akan lewati 55 dolar per
barel. Itu sangat maksimal menurut kita," jelas Ferdinand.
Data terbaru menyebutkan, harga minyak dunia, dalam beberapa hari
terakhir naik ke level tertinggi di tahun 2016. Hal itu dipicu gangguan
pasokan di Nigeria dan penurunan pasokan di Amerika. Gangguan-gangguan
itu telah memangkas produksi minyak Nigeria, sebagai salah satu anggota
OPEC, dari 2,2 juta barel per hari menjadi 1,6 juta bph. (Son)
EmoticonEmoticon